Senin, 30 Maret 2020


Puasa Sebagai Laku Semedi Orang Jawa
Puasa menurut pengertan Islam adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari ,dengan syarat tertentu, dalam rangka untuk meningkatkan ketakwaan bagi seorang muslim. Puasa menjadi salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilakukan oleh seluruh umat muslim.
Namun puasa ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh umat Islam saja namun agama lain juga mengenal adanya ibadah puasa. Bahkan, orang Jawa Hindhu dahulu sudah mengenal puasa dengan sebutan upawasa. Oleh karena itu, istilah puasa ini hanya terdapat di negara tertentu saja karena pada dasarnya istilah puasa ini berasal dari agama Hindhu, sedangkan menurut Islam puasa dikenal dengan Saum atau As siyam.

Dalam masyarakat Jawa terdapat banyak kisah yang mengungkapkan bahwa puasa adalah sebuah laku prihatin atau tapa brata ketika seseorang ingin mencapai sebuah cita-cita. Salah satu sejarah besarnya puasa adalah kisah dari Ki Gedhe Pamanahan. Suatu hari ia mendatangi Kanjeng Sunan Kalijaga, dan tiba-tiba ia mengatakan bahwa ia ingin menjadi seorang raja. Karena pada saat itu Ki Penjawi sudah mendapatkan daerah Pathi, Raden Fatah memperoleh daerah kekuasaan di Demak, Jaka Tingkir memperoleh kekuasaan di Pajang, dan Harya penangsang memperoleh kekuasaan di Jipang. Kemudian ia bertanya lalu ia dapat daerah mana untuk dikuasai?


Kanjeng Sunan Kalijaga menjawab bahwa sudah tidak ada daerah untuk dikuasai lagi kecuali 5 tempat. Tempat itupun merupakan daerah terlarang dimana setan-setan menghuni daerah tersebut. Daerah terlarang yang pertama ada diujung timur namanya Alas Purwa, kemudian daerah terlarang yang kedua adalah  Alas Roban, tempat terlarang yang ketiga bernama Alas Larangan yang terdapat di Cirebon, daerah terlarang yang keempat bernama Alas Ketangga yang terdapat di Ngawi, dan daerah terlarang yang kelima bernama Alas Mentaok yang terdapat di lereng Gunung Merapi dan merupakan daerah yang penghuninya merupakan setan-setan yang paling ditakuti.
Lalu Kanjeng Sunan Kalijaga mempersilahkan Ki Gedhe Pamanahan untuk memilih daerah mana yang ia inginkan. Lalu ia memilih untuk untuk menguasai daerah Alas Mentaok dengan konsekuensi dia harus mampu menaklukkan para penghuni Alas Mentaok yang merupakan setan-setan dengan kekuatan yang luar biasa.



Kemudian Kanjeng Sunan Kalijaga memberikan sebuah Ijazah yaitu dengan puasa selama 20 tahun di Kembanglampir, Gunungkidul ditemani oleh Ki Ageng Giring. Akhirnya Ki Gedhe Pemanahan menerima ijazah itu dan ia telah mampu menyelesaikan puasanya selama 20 tahun dan mampu membuka Alas Mentaok untuk ia jadikan  sebagai daerah kekuasaannya. Kemudian ia mempunyai seorang anak dari hasil pernikahannya dengan Nyai Sabinah bernama Dhanang Sutawijaya yang kemudian mampu menjadi raja Mataram.


Akhirnya sekarang Mataram di pecah oleh Belanda menjadi 2 yaitu Kasultanan Ngayogyakarta, dan Kasunanan Surakarta. Kemudian dipecah lagi, Yogyakarta menjadi Hamengkubuwono dan Pakualaman, dan Surakarta menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran.



4 komentar:

Puasa Sebagai Laku Semedi Orang Jawa P uasa menurut pengertan Islam adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang...